Vape Memicu Penuaan Dini Pada Kulit

Vape Memicu Penuaan Dini Pada Kulit
Vape Memicu Penuaan Dini Pada Kulit
Vape Memicu Penuaan Dini Pada Kulit

Vape Memicu Penuaan Dini Pada Kulit, Ketika Berbicara Terkait Dampak Kesehatan Dari Hal Tersebut Banyak Orang Cenderung Fokus Pada Efeknya. Kemudian di mana Vape atau rokok elektrik telah menjadi alternatif populer bagi banyak perokok yang ingin mengurangi atau berhenti merokok tembakau. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa vaping juga memiliki dampak negatif pada kesehatan termasuk pada kulit, yang dapat memicu penuaan dini. Bahkan salah satu penyebab utama penuaan dini pada kulit adalah stres oksidatif yaitu kerusakan dengan di sebabkan oleh radikal bebas.

Dan justru Vape mengandung berbagai bahan kimia seperti nikotin, propilen glikol, gliserin dan berbagai perasa yang dapat menghasilkan radikal bebas saat di panaskan dan di hirup. Sebab radikal bebas ini kemudian dapat merusak sel-sel kulit dan kolagen, protein yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit. Akibatnya, kulit bisa menjadi kendur, kusam, dan berkeriput lebih cepat daripada biasanya. Selain itu, nikotin salah satu komponen utama dalam banyak produk vape di ketahui memiliki efek vasokonstriktor yaitu menyempitkan pembuluh darah. Ketika pembuluh darah menyempit aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke kulit menjadi terbatas. Seketika kondisi ini menyebabkan kulit kekurangan nutrisi yang di butuhkan untuk regenerasi sel dan perbaikan jaringan, sehingga mempercepat proses penuaan.

Oleh karena itu pengaruh vape pada penuaan dini kulit juga dapat di perparah oleh dehidrasi. Dan vape mengandung propilen glikol dan gliserin yang keduanya bersifat higroskopis artinya dapat menarik air dari lingkungan sekitar. Ketika dihirup bahan-bahan ini dapat menarik kelembaban dari lapisan kulit menyebabkan kulit menjadi kering dan teriritasi. Sebagian besar kulit yang kering lebih rentan terhadap kerusakan dan penuaan dini, termasuk munculnya garis-garis halus dan keriput. Tentu tak hanya itu beberapa studi juga menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap uap vape. Akan dapat mengganggu fungsi pelindung alami kulit, yang di kenal sebagai lapisan mantel asam.

Bahaya Vape

Menurut penelitian dengan adanya Bahaya Vape, atau rokok elektrik sering di promosikan sebagai alternatif yang lebih aman daripada merokok tembakau. Namun, penelitian dan bukti terbaru menunjukkan bahwa vape juga membawa berbagai bahaya yang signifikan bagi kesehatan.

Di mana vape mengandung berbagai bahan kimia yang, saat di hirup dapat merusak saluran pernapasan. Sehingga uap yang di hasilkan dari vape mengandung partikel-partikel kecil yang dapat masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan iritasi serta peradangan. Karena dapat mengarah pada kondisi seperti bronkitis kronis, asma dan bahkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Beberapa kasus juga melaporkan terjadinya penyakit paru akut yang serius dikenal sebagai EVALI (E-cigarette or Vaping product use-Associated Lung Injury).

Melalui bentuk nikotin bahan utama dalam banyak produk tersebut adalah zat adiktif yang kuat dan memiliki efek merugikan pada sistem kardiovaskular. Bahkan nikotin dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan risiko serangan jantung serta stroke. Selain itu beberapa bahan kimia dalam hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel endotel yang melapisi pembuluh darah yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Setiap penggunaan vape terutama di kalangan remaja dan dewasa muda, dapat mempengaruhi perkembangan otak. Maka akan dapat mengganggu perkembangan otak yang masih berlangsung hingga usia 25 tahun. Ini dapat berdampak pada fungsi kognitif, perhatian pembelajaran, dan suasana hati. Ada juga bukti bahwa penggunaan nikotin pada usia muda dapat meningkatkan risiko kecanduan zat lain di kemudian hari. Selain nikotin, cairan vape mengandung bahan kimia seperti propilen glikol, gliserin dan berbagai perasa.

Kandungan Nikotin

Sehingga dengan suatu jenis yang terdapat dalam Kandungan Nikotin pada vape (atau rokok elektronik) merupakan salah satu elemen penting yang menjadi perhatian dalam diskusi mengenai keamanannya. Maka nikotin adalah zat adiktif yang secara alami terdapat dalam tembakau dan menjadi bahan utama dalam banyak produk tersebut. Dalam kandungan tersebut bervariasi tergantung pada produk dan preferensi pengguna.

Hal itu tersedia dalam berbagai kadar nikotin mulai dari yang tanpa nikotin (0 mg/ml) hingga yang mengandung kadar tinggi (misalnya 50 mg/ml atau lebih). Pengguna dapat memilih kadar nikotin sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kecanduan mereka. Biasanya kadar nikotin di ukur dalam miligram per mililiter (mg/ml). Misalnya, cairan vape dengan 3 mg/ml berarti ada 3 miligram nikotin dalam setiap mililiter cairan.

Lalu di mana ada dua jenis utama nikotin yang di gunakan dalam produk vape nikotin freebase dan nikotin garam (nicotine salts). Nikotin freebase adalah bentuk tersebut yang lebih tradisional dan cenderung memberikan sensasi ‘throat hit’ yang lebih kuat. Bahkan garam, di sisi lain di hasilkan dengan menambahkan asam benzoat atau asam lainnya. Yang membuatnya lebih mudah di serap oleh tubuh dan memungkinkan kadar nikotin yang lebih tinggi tanpa sensasi yang terlalu kuat di tenggorokan.

Bagian dalam vape tetap memiliki risiko kesehatan meskipun mungkin lebih rendah di bandingkan dengan rokok konvensional. Nikotin adalah zat yang sangat adiktif dan dapat mempengaruhi perkembangan otak pada remaja meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular serta mempengaruhi kesehatan pernapasan. Selain itu penggunaan vape oleh individu yang sebelumnya tidak merokok dapat menyebabkan ketergantungan nikotin. Tentu regulasi terhadap kandungan nikotin dalam vape bervariasi di berbagai negara. Beberapa negara menetapkan batas maksimum kadar nikotin dalam cairan vape misalnya Uni Eropa membatasi pada 20 mg/ml. Setiap pengawasan regulasi ini bertujuan untuk mengurangi potensi bahaya kesehatan dan mencegah penggunaan oleh anak-anak dan remaja. Bagi banyak perokok vape di anggap sebagai alternatif yang lebih aman.

 Cairan Vape

Sebagai bentuk dari Cairan Vape, juga di kenal sebagai e-liquid atau vape juice adalah bahan yang di gunakan dalam rokok elektronik dan perangkat vape lainnya untuk menghasilkan uap yang di hirup oleh pengguna. Oleh karena itu cairan ini biasanya terdiri dari beberapa komponen utama yaitu propilen glikol (PG) gliserin sayuran (VG), nikotin, dan perasa.

Maka dari itu PG adalah cairan yang tidak berwarna dan tidak berbau yang di gunakan sebagai pengangkut perasa dalam e-liquid. Dan PG memiliki konsistensi yang lebih tipis di bandingkan VG sehingga menghasilkan lebih sedikit uap. Namun memberikan “throat hit” yang lebih kuat, mirip dengan sensasi merokok tembakau. Bahkan hal tersebut adalah cairan kental yang berasal dari minyak nabati. Begitupula VG lebih tebal dari PG dan menghasilkan lebih banyak uap, memberikan pengalaman vaping yang lebih halus.

Sebab VG juga memiliki rasa yang sedikit manis dan sering di gunakan dalam kombinasi dengan PG untuk mencapai keseimbangan yang di inginkan antara produksi uap dan intensitas rasa. Lalu nikotin adalah bahan adiktif yang di temukan dalam tembakau dan juga ditambahkan ke e-liquid dalam berbagai konsentrasi. Bahkan nikotin dalam e-liquid memungkinkan pengguna vape untuk memenuhi kebutuhan nikotin mereka tanpa harus merokok tembakau. Konsentrasi nikotin dalam e-liquid bervariasi, mulai dari tanpa nikotin, rendah (3-6 mg/ml), sedang (12-18 mg/ml), hingga tinggi (24-36 mg/ml) pada cairan Vape.