Standar Ganda AS: Israel Berhak Nuklir, Iran Tidak
Standar Ganda AS: Israel Berhak Nuklir, Iran Tidak

Standar Ganda AS: Israel Berhak Nuklir, Iran Tidak

Standar Ganda AS: Israel Berhak Nuklir, Iran Tidak

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Standar Ganda AS: Israel Berhak Nuklir, Iran Tidak
Standar Ganda AS: Israel Berhak Nuklir, Iran Tidak

Standar Ganda AS: Israel Berhak Nuklir, Iran Tidak Yang Menjadi Sebuah Permasalahan Baru Dalam Konflik Tersebut. Halo para pemerhati politik global dan keadilan internasional! Pernahkah anda merasa ada yang janggal. Dan juga tidak adil dalam kebijakan luar negeri negara adidaya tertentu? Terlebih salah satu isu paling mencolok yang kerap memicu perdebatan sengit adalah standar ganda amerika Serikat terkait program nuklir di Timur Tengah. Di satu sisi, dunia seolah menutup mata. Ataupun bahkan mendukung ketika Israel mengembangkan kemampuan nuklirnya. Dan ia adalah sebuah fakta yang banyak di yakini meskipun tidak pernah di akui secara resmi. Namun, di sisi lain, Iran menghadapi sanksi keras dan tekanan internasional yang tak henti-hentinya. Bukan hanya karena dugaan atau ambisi mereka untuk memiliki program nuklir. Mari kita selami lebih dalam mengapa Standar Ganda AS di pertahankan. Serta apa implikasinya bagi perdamaian di Timur Tengah.

Mengenai ulasan tentang Standar Ganda AS: Israel berhak nuklir, Iran tidak telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.

Israel Tidak Menandatangani NPT, Tapi Tidak Di Kenai Sanksi

Mereka merupakan salah satu dari sedikit negara di dunia yang hingga kini. Dan yang tidak menandatangani Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Terlebih hal ini adalah sebuah perjanjian internasional yang mengatur pembatasan penyebaran senjata nuklir. Serta juga mewajibkan negara penandatangan untuk tunduk pada pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Meskipun berada di luar rezim NPT, mereka tidak menghadapi sanksi. Ataupun tekanan internasional yang berarti terkait program nuklirnya. Negara ini bahkan secara luas di yakini memiliki senjata nuklir. Tentu hal ini menurut berbagai laporan intelijen dan pengakuan dari mantan teknisi nuklirnya sendiri. Namun tetap memilih menerapkan kebijakan ambigu. Serta yakni tidak mengakui ataupun menyangkal keberadaan arsenal tersebut. Keistimewaannya ini tidak terlepas dari perlindungan politik yang di berikan oleh Amerika Serikat. Sebagai sekutu strategis di Timur Tengah,mereka mendapat dukungan penuhnya.

Standar Ganda AS: Israel Berhak Nuklir, Iran Tidak Yang Sangat Mengejutkan

Kemudian, masih ada fakta mengenai Standar Ganda AS: Israel Berhak Nuklir, Iran Tidak Yang Sangat Mengejutkan. Dan fakta lainnya adalah:

Iran Adalah Anggota NPT, Tapi Terus Di Tekan

Ia merupakan negara yang secara resmi menandatangani dan meratifikasi Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Terlebih yang berarti mereka terikat secara hukum untuk tidak mengembangkan. Dan juga memiliki senjata nuklir, serta wajib membuka fasilitas nuklirnya untuk inspeksi. Tepatnya dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Dalam berbagai kesempatan, pemerintah Iran secara terbuka menyatakan bahwa program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai. Contohnya seperti pembangkit listrik, riset ilmiah, dan medis. Meski begitu, mereka tetap menjadi sasaran tekanan luar biasa dari Amerika Serikat. Dan juga sejumlah negara Barat yang menuduhnya diam-diam ingin membuat senjata nuklir. Meskipun belum pernah ditemukan bukti konkret atas tuduhan tersebut. Sejak awal tahun 2000-an, tekanan terhadap Iran terus meningkat. Mereka dan sekutunya memberlakukan berbagai sanksi ekonomi yang sangat berat. Kemudian juga memutus hubungan dagang, membekukan aset, hingga mengancam aksi militer.

Iran juga di jadikan subjek inspeksi intensif oleh IAEA. Serta yang berkali-kali melaporkan bahwa meskipun terdapat kekhawatiran teknis. Dan juga tidak di temukan pelanggaran eksplisit yang menunjukkan Iran telah mengembangkan senjata nuklir. Namun, laporan-laporan IAEA tersebut sering di abaikan. Maupun di politisasi oleh negara-negara yang ingin tetap menekan Iran secara geopolitik. Tekanan terhadap Iran menjadi simbol dari standar ganda dalam tatanan internasional. Negara yang justru mengikuti aturan main internasional. Contohnya seperti NPT justru menjadi sasaran kecurigaan dan hukuman. Sedangkan negara lain yang sama sekali berada di luar kerangka hukum internasional. Contohnya seperti Israel justru tidak pernah di sentuh. Hal ini menimbulkan kekecewaan dan frustrasi di banyak kalangan. Serta yang khususnya negara-negara berkembang dan negara mayoritas Muslim. Kemudian melihat kebijakan ini sebagai bentuk ketidakadilannya.

Amerika Serikat Arogan: Israel Boleh Berkuasa Nuklir, Persia Tidak

Selain itu, masih membahas Amerika Serikat Arogan: Israel Boleh Berkuasa Nuklir, Persia Tidak. Dan fakta lainnya adalah:

Dukungan AS Yang Konsisten Terhadap Israel

Amerika Serikat telah menunjukkan dukungan yang sangat konsisten dan luas terhadap Israel. Terlebihnya sejak berdirinya negara tersebut pada 1948. Dan juga termasuk dalam isu-isu yang berkaitan dengan senjata nuklir. Dalam konteks program nuklir, sikap AS terhadap Israel sangat berbeda. Jika di bandingkan dengan sikapnya terhadap negara-negara lain di kawasan, terutama Iran. Dukungan ini mencakup bantuan militer, perlindungan diplomatik. Serta pembiaran terhadap kebijakan Israel yang enggan mengakui secara terbuka kepemilikan senjata nuklir. Bahkan, ada kesan kuat bahwa AS sengaja memilih untuk tidak membahas isu tersebut. Tentunya demi menjaga dominasi strategis Israel di Timur Tengah. Salah satu bentuk paling jelas dari dukungan ini adalah perlindungan politik AS terhadap Israel di forum internasional. Terutama di Dewan Keamanan PBB. Setiap kali muncul resolusi yang berpotensi mengkritik.

Ataupun menekan Israel terkait isu nuklir atau pelanggaran internasional lainnya. Dan mereka hampir selalu menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan keputusan tersebut. Sikap ini bukan hanya mencerminkan komitmen aliansi strategis. Akan tetapi juga menunjukkan bagaimana AS bersedia membela Israel. Bahkan ketika hal itu bertentangan dengan prinsip non-proliferasi global yang selama ini mereka kampanyekan. Dukungan mereka juga terlihat dalam kerja sama militer dan teknologi yang sangat erat. Meskipun secara resmi program nuklir Israel tidak pernah di akui secara terbuka oleh pemerintah AS. Namun kerja sama pertahanan mereka—termasuk bantuan senjata canggih. Kemudian juga sistem pertahanan seperti Iron Dome. Serta menunjukkan bahwa AS menerima dan bahkan mendukung keunggulan militer Israel. Hal ini yang termasuk keunggulan dalam kapasitas senjata non-konvensional. Serta di perkuat oleh fakta bahwa Washington tidak pernah mendesak Israel. Tentunya juga hal ini untuk menandatangani Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT).

Amerika Serikat Arogan: Israel Boleh Berkuasa Nuklir, Persia Tidak Dengan Bermacam Alasan

Selanjutnya juga masih membahas Amerika Serikat Arogan: Israel Boleh Berkuasa Nuklir, Persia Tidak Dengan Bermacam Alasan. Dan alasan lainnya karena:

Retorika Keamanan Dan Stabilitas Regional

Amerika Serikat secara konsisten menggunakan retorika keamanan. Dan juga stabilitas regional sebagai pembenaran utama atas sikap keras mereka terhadap program nuklir Iran. Terlebih sambil tetap menutup mata terhadap dugaan kepemilikan senjata nuklir oleh Israel. Dalam narasi resmi AS, keberadaan senjata nuklir di tangan Iran dipandang sebagai ancaman besar terhadap perdamaian kawasan Timur Tengah. Argumen ini di gunakan untuk melegitimasi kebijakan tekanan, sanksi ekonomi, embargo perdagangan, hingga potensi aksi militer terhadap Teheran. Namun, retorika ini sering di nilai bersifat selektif karena tidak di berlakukan terhadap Israel yang justru. Terlebihnya di yakini secara diam-diam telah memiliki senjata nuklir selama beberapa dekade. Menurut perspektif AS, jika Iran memiliki senjata nuklir.

Maka akan terjadi perlombaan senjata di kawasan. Kemudian juga dapat meningkatkan risiko konflik. Serta juga mengancam eksistensi Israel sebagai sekutu utama mereka. Selain itu, Iran juga di tuduh berpotensi menggunakan. Ataupun menyebarkan teknologi nuklir kepada kelompok-kelompok militan seperti Hizbullah dan Houthi. Kemudian yang di anggap mengganggu kepentingan Barat di kawasan. Dengan dalih tersebut, AS merasa memiliki alasan moral. Dan strategis untuk mencegah Iran mengembangkan teknologi nuklir. Bahkan untuk tujuan damai sekalipun. Namun, retorika ini menghadapi banyak kritik karena di anggap tidak konsisten dan sarat kepentingan politik. Banyak pengamat dan negara-negara berkembang melihat bahwa justru keberadaan senjata nuklir Israel-lah. Serta yang menjadi faktor ketidakstabilan utama di Timur Tengah. Kepemilikan senjata pemusnah massal oleh satu-satunya negara yang tidak menandatangani NPT.

Jadi itu dia beberapa fakta Israel yang cuman berhak punya nuklir dan Iran tidak terkait dari Standar Ganda AS.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait