

Mengatasi Picky Eater Pada Anak Menurut Psikolog Salah Satunya Adalah Membangun Suasana Makan Yang Nyaman Tanpa Paksaan. Saat ini Mengatasi Picky Eater pada anak memerlukan pendekatan yang sabar dan konsisten. Menurut para psikolog anak, picky eater atau anak yang sangat pemilih terhadap makanan biasanya disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya adalah fase perkembangan, pengalaman makan yang negatif, atau ketidakseimbangan antara rasa lapar dan kenyamanan emosional. Psikolog menekankan pentingnya menciptakan suasana makan yang positif. Anak tidak boleh dipaksa makan, karena hal itu dapat menimbulkan trauma atau asosiasi negatif terhadap waktu makan.
Psikolog juga menyarankan orang tua untuk menjadi contoh yang baik. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tuanya. Bila orang tua menunjukkan kebiasaan makan yang sehat dan beragam, anak akan lebih mudah meniru. Selain itu, melibatkan anak dalam proses memilih dan menyiapkan makanan bisa meningkatkan minat mereka. Anak yang dilibatkan dalam memasak, misalnya, akan lebih tertarik mencoba makanan yang mereka bantu buat.
Rutin makan yang konsisten juga penting. Psikolog anak menyarankan agar waktu makan diatur dan diikuti secara teratur agar anak mengenali kapan ia harus makan. Jangan terlalu sering memberi camilan di luar waktu makan karena bisa mengurangi nafsu makan anak saat waktu makan utama. Jika anak menolak makanan tertentu, orang tua sebaiknya tidak langsung menggantinya dengan makanan favorit. Biarkan anak terbiasa dengan rasa dan tekstur baru secara bertahap.
Pujian juga berperan penting. Anak akan merasa dihargai jika usahanya mencoba makanan baru diapresiasi. Namun, hindari memberi hadiah berupa makanan manis atau mainan, karena ini bisa membuat anak makan hanya demi hadiah. Psikolog menyarankan untuk lebih banyak berfokus pada pujian verbal yang sederhana namun hangat.
Psikolog anak memberikan Berbagai Saran Praktis Untuk Mengatasi Picky Eater pada anak. Salah satu yang paling penting adalah menciptakan rutinitas makan yang konsisten. Anak sebaiknya memiliki jadwal makan utama dan camilan yang teratur agar tubuhnya terbiasa merasa lapar pada waktu tertentu. Psikolog juga menyarankan untuk menyajikan makanan dalam porsi kecil terlebih dahulu agar anak tidak merasa tertekan. Jika anak merasa tidak dipaksa, ia cenderung lebih terbuka untuk mencoba makanan baru.
Saran berikutnya adalah mengenalkan makanan baru secara bertahap dan berulang. Anak mungkin perlu melihat atau mencicipi makanan yang sama berkali-kali sebelum akhirnya menyukainya. Psikolog menyarankan agar orang tua tidak langsung menyerah jika anak menolak satu jenis makanan. Memberikan variasi penyajian, seperti mengubah bentuk atau cara memasak, juga bisa membantu. Misalnya, sayuran yang di tolak dalam bentuk rebusan bisa di sajikan dalam bentuk tumisan atau di campur dalam nasi goreng.
Memberikan anak pilihan juga menjadi strategi yang di sarankan psikolog. Saat anak di beri dua atau tiga pilihan makanan yang sama-sama sehat, ia merasa memiliki kendali dan lebih termotivasi untuk makan. Selain itu, melibatkan anak dalam proses menyiapkan makanan misalnya memilih bahan di pasar atau membantu mencuci sayuran bisa meningkatkan minat mereka terhadap makanan tersebut.
Psikolog juga menekankan pentingnya menciptakan suasana makan yang positif. Hindari kritik atau tekanan saat anak makan. Sebaliknya, berikan pujian saat anak mencoba makanan baru meskipun hanya sedikit. Psikolog juga menyarankan orang tua untuk makan bersama anak dan menunjukkan kebiasaan makan yang sehat.
Membangun Suasana Makan Yang Nyaman tanpa paksaan sangat penting, terutama bagi anak-anak yang sedang belajar mengenali berbagai jenis makanan. Psikolog anak menekankan bahwa waktu makan seharusnya menjadi momen yang menyenangkan, bukan penuh tekanan. Salah satu cara untuk menciptakan suasana tersebut adalah dengan menetapkan jadwal makan yang konsisten setiap hari. Anak-anak merasa lebih aman dan nyaman saat mereka tahu kapan waktunya makan, sehingga mereka tidak merasa di paksa untuk makan di luar waktu tersebut.
Selain itu, orang tua perlu menghindari sikap memaksa, memarahi, atau mengancam anak saat makan. Tindakan seperti ini bisa membuat anak semakin menolak makanan karena asosiasi negatif yang terbentuk. Sebaliknya, berikan anak ruang untuk mengenal makanannya. Jika anak menolak satu jenis makanan, biarkan ia mencobanya di waktu lain. Memberi kesempatan anak menyentuh, mencium, dan melihat makanan tanpa di paksa makan juga merupakan proses penting dalam penerimaan makanan baru. Hal ini membuat anak merasa aman dan tidak tertekan.
Makan bersama keluarga juga bisa membangun suasana yang nyaman. Saat anak melihat anggota keluarga lain makan dengan tenang dan menikmati makanan, ia akan lebih terdorong untuk meniru. Orang tua bisa menceritakan pengalaman menyenangkan tentang makanan tertentu, tanpa menggurui. Mengobrol ringan sambil makan, tanpa distraksi seperti televisi atau gawai, juga membantu anak merasa lebih fokus dan rileks saat makan.
Jangan lupa memberi pujian positif saat anak mencoba makanan baru, walau hanya sedikit. Pujian seperti “wah, kamu hebat sudah coba wortel hari ini” bisa memberi anak dorongan positif. Hindari memberi hadiah sebagai imbalan karena ini bisa menanamkan kebiasaan makan demi sesuatu, bukan karena kebutuhan tubuhnya.
Dalam menghadapi anak picky eater, psikolog anak sering menyarankan penggunaan Teknik Psikologis sederhana namun efektif, seperti memberi pilihan terbatas dan menyajikan makanan secara kreatif. Memberi pilihan terbatas berarti orang tua tetap memegang kendali atas apa yang di sajikan, namun anak tetap merasa memiliki kebebasan memilih. Misalnya, daripada bertanya “Mau makan apa hari ini?”, orang tua bisa berkata, “Kamu mau makan brokoli atau wortel hari ini?” Dengan cara ini, anak merasa di libatkan dalam keputusan tanpa kehilangan arah dari pola makan sehat yang di inginkan orang tua. Pilihan yang terbatas ini juga membantu mengurangi kecemasan atau kebingungan pada anak, karena terlalu banyak pilihan bisa membuat mereka bingung dan akhirnya menolak semuanya.
Selain itu, menyajikan makanan secara kreatif juga menjadi teknik yang sangat di anjurkan. Anak-anak sering kali tertarik pada tampilan makanan sebelum mencicipinya. Psikolog menyarankan agar makanan di susun dengan menarik, misalnya membentuk wajah senyum dari potongan sayur, membuat sate buah warna-warni, atau membentuk nasi seperti karakter kartun yang mereka sukai. Penyajian yang menarik bisa membangkitkan rasa penasaran anak terhadap makanan yang sebelumnya mereka tolak. Bahkan hal sederhana seperti menggunakan piring bergambar favorit atau alat makan warna-warni bisa membantu meningkatkan minat makan anak.
Kreativitas dalam penyajian juga bisa di lakukan dengan menyisipkan bahan yang kurang di sukai anak ke dalam makanan favoritnya, seperti menambahkan wortel ke dalam bakwan atau mencampur bayam ke dalam lasagna. Pendekatan ini membuat anak perlahan terbiasa dengan rasa dan tekstur makanan yang awalnya di hindari. Psikolog menyebut ini sebagai “paparan bertahap” yang membantu anak menerima makanan baru tanpa tekanan. Inilah beberapa cara yang bisa di terapkan untuk Mengatasi Picky Eater.