
Muhammadiyah Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal Yang Bertujuan Menyatukan Perbedaan Penentuan Hari Besar Islam. Saat ini Muhammadiyah resmi meluncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) sebagai upaya untuk menyatukan penanggalan Islam secara internasional. Kalender ini diresmikan pada Muktamar Tarjih ke-32 di Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada akhir Mei 2025. Gagasan ini bukan hal baru bagi Muhammadiyah. Sejak beberapa tahun lalu, organisasi ini telah mendorong pentingnya sistem kalender Islam yang berlaku seragam di seluruh dunia. KHGT disusun menggunakan metode hisab hakiki kontemporer, yakni perhitungan astronomis berdasarkan posisi geometris bulan dan matahari secara objektif. Tujuan utama dari KHGT adalah agar umat Islam tidak lagi berbeda pendapat dalam menentukan awal bulan, terutama pada Ramadan, Syawal, dan Zulhijah yang sering menjadi perdebatan.
Kalender ini menawarkan sistem penanggalan berbasis hisab yang bisa diprediksi jauh hari, berbeda dari sistem rukyat yang bergantung pada pengamatan bulan secara kasat mata. Dengan KHGT, Muhammadiyah berharap ada kepastian dan keseragaman dalam menjalankan ibadah yang berkaitan dengan waktu, seperti puasa, Idulfitri, dan Iduladha. Muhammadiyah juga menyusun KHGT secara matematis-akurat hingga 100 tahun ke depan. Dengan demikian, umat Islam bisa merencanakan aktivitas keagamaan secara lebih pasti dan terorganisasi.
Peluncuran KHGT tidak dimaksudkan untuk mendominasi atau memaksakan sistem Muhammadiyah atas umat Islam lainnya, melainkan sebagai tawaran ilmiah yang terbuka untuk dikaji dan diadopsi. Muhammadiyah juga berharap kalender ini bisa menjadi rujukan dunia Islam di tengah perbedaan metode penentuan bulan. Mereka mengusulkan agar kalender ini dibahas dalam forum internasional seperti Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Peluncuran Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) oleh Muhammadiyah memiliki potensi Dampak Global terutama dalam menyatukan pelaksanaan ibadah umat Islam di seluruh dunia. Selama ini, perbedaan metode penentuan awal bulan hijriah antara rukyat (pengamatan bulan) dan hisab (perhitungan astronomis) sering menimbulkan perbedaan dalam menentukan awal Ramadan, Idulfitri, maupun Iduladha. Hal ini menyebabkan umat Islam di berbagai negara, bahkan di satu negara yang sama, kerap merayakan hari-hari besar Islam pada tanggal yang berbeda. KHGT menawarkan solusi dengan pendekatan hisab hakiki kontemporer yang berbasis sains dan dapat di prediksi jauh hari, sehingga penentuan awal bulan bisa di lakukan dengan akurat dan seragam.
Jika KHGT di adopsi secara luas, maka umat Islam di seluruh dunia dapat memulai dan mengakhiri puasa Ramadan secara bersamaan, merayakan Idulfitri di hari yang sama, serta menunaikan wukuf di Arafah pada tanggal yang sama. Ini sangat penting, mengingat ibadah haji hanya sah jika di lakukan pada waktu yang tepat, terutama hari Arafah. Saat ini, umat Islam di luar Arab Saudi sering kali tidak memiliki patokan yang pasti karena mengikuti kalender lokal masing-masing. Dengan KHGT, waktu-waktu penting dalam ibadah seperti wukuf dan lebaran bisa lebih selaras, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga lintas negara.
Penerapan KHGT juga membuka kemungkinan kerja sama lintas batas negara dalam perencanaan kalender Islam, baik dalam konteks keagamaan maupun sosial. Misalnya, hari libur nasional untuk Idulfitri dan Iduladha bisa di tentukan secara global. Ini akan memudahkan komunitas Muslim di negara minoritas untuk menjadwalkan ibadah dan libur kerja tanpa kebingungan. Selain itu, KHGT juga memberi ruang bagi umat Islam untuk merencanakan agenda dakwah, pendidikan, dan sosial secara lebih sinkron dan profesional.
Langkah Progresif Muhammadiyah Dalam Meluncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) mencerminkan sikap keberanian intelektual yang telah menjadi ciri khas organisasi ini sejak awal berdirinya. Di tengah keragaman metode penentuan kalender Islam yang telah berlangsung selama berabad-abad, Muhammadiyah hadir menawarkan sebuah sistem yang bersifat universal, rasional, dan berbasis ilmu pengetahuan modern. Ini bukan sekadar wacana, tetapi sebuah inisiatif konkret yang di landasi kajian astronomi cermat dan semangat ijtihad yang terbuka. Melalui KHGT, Muhammadiyah menunjukkan bahwa umat Islam tidak harus selalu terjebak dalam perbedaan klasik antara rukyat dan hisab, tetapi bisa bergerak maju dengan pendekatan yang dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah dan praktis.
Keberanian Muhammadiyah juga terlihat dari kesiapannya menghadapi berbagai tantangan, baik secara teologis maupun sosial. Mereka sadar bahwa mengusulkan satu sistem kalender tunggal bagi umat Islam dunia adalah langkah besar yang bisa menimbulkan perdebatan. Namun, Muhammadiyah memilih tetap maju, bukan untuk mendominasi, melainkan untuk mengajak dialog. Mereka tidak menutup pintu terhadap perbedaan, tetapi justru mengundang pihak-pihak lain untuk bersama-sama. Mengkaji dan mengembangkan sistem ini demi kemaslahatan umat. Dalam konteks ini, KHGT bukan hanya tawaran teknis, tetapi juga simbol visi global Muhammadiyah dalam menyatukan umat melalui ilmu dan kebersamaan.
Apa yang di lakukan Muhammadiyah lewat KHGT menunjukkan bahwa Islam bisa relevan dan berkemajuan di tengah dunia modern. Dengan menyusun kalender yang bisa di prediksi ratusan tahun ke depan. Muhammadiyah menunjukkan bahwa agama dan sains tidak harus bertentangan, tetapi bisa berjalan beriringan untuk kepentingan umat. Langkah ini juga memperlihatkan kepemimpinan moral Muhammadiyah di tingkat internasional. Mengingat belum banyak organisasi Islam lain yang berani menawarkan solusi serupa dengan pendekatan yang terstruktur dan terbuka.
Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang di luncurkan oleh Muhammadiyah mengusung Misi Menyatukan Umat Islam melalui satu sistem penanggalan yang seragam dan berbasis ilmiah. Selama ini, perbedaan dalam metode penentuan awal bulan hijriah telah menjadi sumber perpecahan di kalangan umat Islam. Baik antarnegara maupun dalam satu wilayah. Ketika sebagian umat mulai puasa atau merayakan lebaran pada tanggal yang berbeda, muncul kebingungan dan bahkan ketegangan sosial. Muhammadiyah mencoba menjawab persoalan ini dengan menawarkan kalender. Yang dapat menjadi referensi waktu bersama bagi seluruh umat Islam di dunia, tanpa mengabaikan kaidah keilmuan dan prinsip syariah.
KHGT di rancang menggunakan metode hisab hakiki kontemporer, yang mengacu pada posisi geometris bumi, bulan, dan matahari. Ini menjadikan kalender dapat di hitung secara presisi dan di tentukan jauh hari sebelumnya, bahkan hingga seratus tahun ke depan. Dengan pendekatan ilmiah ini, KHGT memberi kepastian dalam hal waktu-waktu penting ibadah. Seperti awal Ramadan, Idulfitri, Iduladha, dan hari-hari besar Islam lainnya. Selain mencegah perbedaan penetapan tanggal keagamaan. KHGT juga membuka ruang bagi umat Islam untuk merencanakan agenda spiritual, sosial, dan ekonomi dengan lebih teratur.
Misi penyatuan ini bukan sekadar tentang keseragaman teknis, melainkan juga menyangkut visi kolektif umat Islam. Untuk bergerak sebagai satu komunitas global. Dengan satu sistem kalender yang dapat di andalkan dan di terima secara luas. Umat Islam di berbagai negara dapat merasakan momen ibadah bersama secara serentak, memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas lintas batas geografis. KHGT mengusung semangat bahwa penyatuan umat bukan hanya mungkin di capai lewat wacana. Tetapi juga lewat sistem praktis yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari melalui langkah yang di ambil oleh Muhammadiyah.